Senin, 17 Maret 2014

Perry Pebrianto



INDRA


Tentang malam yang merupa
Bagaimana harus mengisyaratkan rindu sedalam laut dan seluas langit
Jika menanam perih
adalah matamu yang teduh

Diam diam samar itu memunguti ingatan
pada karang yang setia  menunggu ombak lantas menghantam ke tepian beranda
sementara, waktu telah kehilangan kata dan ketiadaan
embun meluka dalam duka
gigil dan menyapa dada

 Tasikmalaya, 17-10-2013













Tidak ada komentar:

Posting Komentar