PERRY PEBRIANTO
LEMA SENJA
Untuk: Fitria Indra Rani
Ada buih dalam paras yang tak bernada
Saat senja memaksa untuk berkata
Ku lelangkan setiap air mata
Dalam keinginan menempuh luka
Maafkan aku ia!!
Sungguh hasrat mengalir darah yang parah
Pahami goresan-goresan setiap langkahmu, merapuh
Menepi di setiap sukmaku
Hingga keabadian kata memaksamu abadi
Tak berucap untuk mendampingi
Walaupun uraian hidup
Mengisahkan penyesalan tak bertepi
Di ladang hati
24-01-2011
DIAM
Diamlah,
sebab aku telah mengharapmu
tanpa kata-kata
Sebab aku terlanjur memimpikanmu
dalam kekosongan bahasa
Tetaplah diam,
karena aku terbiasa merindumu pada kebisuan purnama
Karena aku selalu meminang bayanganmu dalam gelap
Yang menasbihkan bintang-bintang
pada ke-khusyuan malam
Tak usah bicara,
sebab diam telah menjadi jalan untuk mencintaimu
Sebab diam,
adalah pilihan untuk memilikimu
09-03-2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar