Perry Pebrianto
Seraut wajah dalam duka
Adalah tangis
yang membekas pada hujan
Seolah membentur kelonan waktu yang usang
Sementara, rindu yang berbinar di kedua bola matamu
Masih menyayat di geliat asap
Dan duka mengerucut hingga jalan yang membuatmu tergesa
Menjadikan kenangan
Lebih kekal dari pada dosa
SINGAPARNA, 10-08-2011
PERRY PEBRIANTO
Sukajadi
Banyak yang tak kuketahui tentang waktu
Seperti gerimis lalui kaku
Basahi langkah sepatu dan lampu-lampu
Menengadah menyerupaimu
BANDUNG 18-09-2O11
PERRY PEBRIANTO
Kepulangan
Dalam kesendirian tak terarah
Kesepianku
menjelma bau tanah
Hingga perih pada luka, telah kukabarkan
Ke suatu beranda, di mana kesunyian lengkap dan bising
Hilang, tak tersisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar